Artikel drh. Galuh Ardhanaricwari Hanum, M.Si (28 September 2018)
Jakarta, Karantina Priok (28/9/2018)– Selamat hari Rabies teman…. Yups, hari ini 28 September 2018 diperingati sebagai hari rabies. Hari rabies diperingati setiap tahun pada tanggal yang sama guna meningkatkan kesadaran tentang pentingnya upaya pencegahan rabies, serta untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Tanggal 28 September ditetapkan sebagai hari rabies, juga untuk memperingati kematian Louis Pasteur, ahli kimia dan mikrobiologi asal Perancis yang tak lain tak bukan merupakan orang yang mengembangkan vaksin rabies pertama kali (WHO 2018).
Dua organisasi yang pertama kali memperingati hari rabies sedunia adalah Alliance for Rabies (ARC) dan Centre for Disease Control and Prevention (CDC), yang dispomsori oleh World Health Organization (WHO), the World Organisation for Animal Health (OIE), dan Pan American Health Organization (PAHO/AMRO). Melalui hari rabies sedunia, WHO ingin meningkatkan kesadaran mengenai dampak rabies terhadap manusia dan hewan, menginformasikan betapa mudahnya tindakan pencegahan rabies, serta bagaimana cara mengontrol dan mengeliminasi rabies pada manusia dan hewan (WHO 2009).
Sampai dengan saat ini, rabies merupakan masalah kesehatan yang signifikan di berbagai negara di dunia, lebih dari 99% semua kematian manusia yang disebabkan gigitan anjing penderita rabies terjadi di negara berkembang, dan 95% dari kematian terjadi di Afrika dan Asia. Beberapa masalah yang ditemui dalam upaya pencegahan rabies, antara lain kurangnya pengetahuan tentang cara penanganan manusia yang beresiko tinggi terjangkit rabies, rabies merupakan penyakit yang sering terabaikan sehingga sedikit sekali sumber daya manusia yang tersedia untuk melakukan pencegahan rabies. digigit anjing penderita rabies, dan kurangnya sumber daya manusia. Peringatan hari rabies sedunia ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dunia akan pentingnya rabies, yang diharapkan menyebabkan peningkatan tindakan pencegahan rabies (Wikipedia 2018).
Di Indonesia, rabies pertama kali dilaporkan secara resmi oleh Esser di Jawa Barat pada tahun 1884 pada seekor kerbau, kemudian oleh Penning pada anjing tahun 1889, dan oleh E.V. de Haan pada manusia tahun 1894. Penyebaran rabies di Indonesia bermula dari tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi sebelum Perang Dunia ke-2 meletus. Distribusi rabies sangat bervariasi untuk setiap belahan dunia, di Indonesia hewan penular utama yaitu anjing sebesar 98%, monyet dan kucing 2% (InfoDATIN 2016). Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi Utara dalam rentang waktu 2010 hingga Maret 2018 total ada 28.787 kasus gigitan anjing, 12.997 gigitan yang mendapat vaksin anti rabies. Data yang diperoleh sampai dengan tahun 2017 ada 199 kasus kematian pada manusia karena rabies di Sulawesi Utara (Wolajan 2018).
Adapun tujuan ditetapkannya hari rabies sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat international agar melakukan tindakan pencegahan terhadap rabies, menyebarkan informasi mengenai pencegahan penyebaran rabies terutama untuk negara-negara endemik rabies. Kampanye hari rabies sedunia berguna untuk menyebarkan informasi mengenai rabies baik secara online maupun melalui media cetak. Kampanye ini juga bertujuan untuk menyatukan semua pihak yang terkait dalam udaha pencegahan dan pengendalian rabies. Rabies merupakan salah satu penyakit yang dapat melintasi perbatasan, dapat juga menular ke hewan liar. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antar bangsa dalam mengontrol dan mencegah penyebaran rabies. Pendekatan One Health, yang mengkolaborasikan lintas disiplin dalam semua aspek kesehatan manusia dan hewan dalam rangka mencegah penyebaran rabies perlu dilakukan (Wikipedia 2018).
Sumber :
InfoDATIN. 2016. Jangan Ada Lagi Kematian Akibat Rabies. Diunduh tanggal 28 September 2018. Tersedia pada www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/...Rabies-2016.
Wikipedia. World Rabies Day. Diunduh tanggal 28 September 2018. Tersedia pada https://en.wikipedia.org/wiki/World_Rabies_Day
Wolajan F. Rabies dalam Perdagangan Daging Anjing. Penanganan Rabies Belum Maksimal, 199 Orang Meninggal dalam 8 Tahun. Diunduh tanggal 28 September 2018. Tersedia pada http://manado.tribunnews.com/2018/04/17/penanganan-rabies-belum-maksimal-199-orang-meninggal-dalam-8-tahun?page=all
World Health Organization. 2009. History of the World Rabies Day. Diunduh tanggal 28 September 2018. Tersedia pada http://www.who.int/rabies/worldrabiesday/en/
World Health Organization. 2018. World Rabies Day. Diunduh tanggal 28 September 2018. Tersedia pada http://www.who.int/rabies/WRD_landing_page/en/
Tahun ini : | 209,416 |
Bulan ini : | 22,981 |
Hari ini : | 195 |
Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok
Jl. Enggano No 17, Tanjung Priok, Jakarta Utara 14310, DKI Jakarta, Indonesia
Email: infokarantinapriok@pertanian.go.id
Telp. (021) 43800148, 43800150
Fax (021) 43902124, 43931061
SMS/WA 082311811181
Website http://tanjungpriok.karantina.pertanian.go.id/